The Chronicles of Audy: 4/4

Jumat sore kemarin itu biasa-biasa saja. Aku lagi di rumah Natalia sambil belajar Matematika tentang limit. Oke, bagian belajar limitnya sebenernya nggak biasa-biasa aja bagi kami. Tapi mungkin bagi Rex, limit itu sangat biasa-biasa aja.

Ngomong-ngomong soal Rex. Kemaren aku ketemu lagi sama dia. Dia masih kayak gitu (dingin, labil, genius, ngegemesin). Tentu aja aku ketemu dia di novel The Chronicles of Audy: 4/4 (disingkat Audy: 4/4) yang ditulis oleh Kak Orizuka.

Novel ini adalah buku ketiga dari seri The Chronicles of Audy. Menurutku Audy: 4/4 ini seri yang paling nyebelin, paling minta ditabok, paling ngegemesin.

Kalo di buku pertama (Audy: 4R) lebih lucu, kocak, dan bodoh. Buku kedua (Audy: 21) lebih ke romansa yang bikin senyum-senyum cantik walau diselingi dengan kesenduan (yailah) yang membuat aku sedikit (SEDIKIT) nangis. Lalu, di buku ketiga (Audy: 4/4) inilah yang bikin aku beneran nangis. Lucunya ada, kocaknya masih ada, tapi cuma 1/4!!! 3/4 sisanya konflik, konflik, dan konflik. Ah kasian Audy. Kasian 4R. EH! Bukan mereka yang harus dikasianin, tapi aku! Kasian Melita.

Oke. Ini terlalu lebay. Mungkin karakter noraknya Audy menular ke pembaca labil kayak aku.

Karakter yang paling menarik dalam novel ini tentu aja adalah Rex. Ah, dia ini tuh gimana ya. Karakternya sangat berkembang pesat, pikirannya Rex ternyata serumit itu. Bener-bener serumit itu sampai aku sendiri bingung harus menjelaskan dia tuh gimana.

Aku berpikir untuk balik lagi jadi #TeamRomeo. Rex terlalu sulit untuk aku mengerti. Rex terlalu sulit untuk aku gila-gilai.

Yah... semoga Audy akan terus bertahan sama Rex ya. Aku sih udah nyerah.

Bye.

P.S: Aku berharap novel ini ada kelanjutannya. Aku bete banget sama Audy: 4/4, masih gantung (atau akunya aja yang nggak bisa terima kalau novel ini udah tamat). Kesel. Aku lebih suka Audy: 21.

Komentar