Sehari Menjadi Mahasiswa

Sebenernya nggak jadi mahasiswa dalam artian sebenernya sih. Mungkin seharusnya post ini aku kasih judul "Sehari Menjadi Mahasiswa Ilegal", tapi kesannya kriminal banget. Dan aku nggak mau jadi buron (oke, baper).

Jadi, hari Senin tepatnya tanggal 13 April 2015 aku libur sekolah karena kakak-kakak kelas 12 lagi UN. Daripada garing di rumah, lebih baik aku jalan-jalan cantik ke tempat yang nggak begitu mainstream. Mainstream di sini misalnya adalah jalan-jalan ke Mall, nonton bioskop, makan di KFC atau Mcd, dan sebagainya.

Parter in crime untuk jalan-jalan cantik kali ini adalah Natalia (yang kayaknya tau jalan dan nggak malu nanya-nanya jalan ke mas-mas yang memiliki tampang meyakinkan) dan juga Shasha (yang katanya bosen jalan ke tempat mainstream).

Tujuan kita ada tiga, yaitu:
1. IKJ (Institut Kesenian Jakarta)
2. Perpustakaan Freedom
3. Lotte Shopping Avenue

Maka mulailah perjalanan kami.

Sekitar jam 08.30 aku jemput Shasha naik motor, trus langsung jalan ke ruko Suzuki atau Yamaha (entahlah) untuk ketemuan sama Natalia. Seperti biasa, Natalia ngaret, padahal janjiannya jam 9 pagi.

BBM Chat
"Nat, kita otw ya."
"Oke mbul, gue mandi dulu ya."

Setelah Natalia dateng ke tempat janjian, kami langsung otw ke Stasiun Bekasi. Nitip motor dulu ke ibu-ibu yang keliatannya meyakinkan, lalu beli karcis (atau kartu isi ulang ya?) untuk ke Stasiun Gondangdia.

Check-in Path
At Stasiun Bekasi with Natalia and Veronica
(2015, kekinian, wajib update path)

Lalu, setelah sampai di Stasiun Gondangdia kami ke Indomaret dulu karena ada suatu accident, tapi kali ini nggak check-in path kok.

Dari Stasiun Gondangdia kami tinggal 'sedikit' jalan kaki untuk ke IKJ, tapi karena nggak tau jalan kami nanya sama beberapa orang. Tapi tetep bingung karena nggak nemu juga tuh tulisan "Institut Kesenian Jakarta" padahal kami udah di Taman Ismail Marzuki (menurut Google, IKJ itu ada di daerah TIM). Kami pun nanya lagi sama supir taksi yang lagi mangkal di deket TIM, katanya IKJ masih jauh banget, ada di daerah Pasar Baru.

Lah... bohong, kataku dalem hati.

Kami memutuskan untuk nggak mikirin kata-kata si supir taksi. Lebih baik makan dulu di 7-eleven sambil cari IKJ di Google Maps.

Check-in Path (lagi)
At Seven Eleven with Natalia and Veronica

Di Google Maps sih nggak gitu jauh keliatannya. Tapi, berhubung takut nyasar dan sebenernya kami sedikit capek jalan kaki, kami pun naik bajaj. Kata supir bajaj, IKJ-nya masih jauh, harus muter dulu, yaudahlah kita percaya aja, seengaknya si supir bajaj nggak bilang kalau IKJ itu di Pasar Baru.

Dan... TERNYATA IKJ ITU DI DALEM TIM. Di dalem. Please. Tadi kami udah jalan ngelewatin TIM, dan ternyata IKJ itu tinggal masuk ke TIM-nya, jalan dikit lalu sampe. Please deh supir bajaj, itu nggak jauh ya. Please ya supir taksi, IKJ itu nggak di Pasar Baru.

Oke. Untung aku penyabar.

Check-in Path
At Institut Kesenian Jakarta (IKJ)

Kami pun masuk ke IKJ. Awkward moment. Banyak mata tertuju pada kami. Sudahlah, pasang muka badak aja lah ya.

IKJ itu lingkungan luarnya biasa aja. Gerbang masuknya juga biasa aja, hanya sebatas portal. Gedungnya bagus sih, lumayan. Di dalem gedungnya didominasi warna putih, kayak rumah sakit. Yang bikin berkesan di sana adalah, kesan seninya dan gaya berpakaian mahasiswanya yang unik banget.

Di Gedung Seni Pertunjukan, ruang kelasnya didesain untuk kelas tari gitu. Lebar, luas, kayak buat latihan nari gitu deh. Di Gedung Seni Musik, ada berbagai macam alat musik yang berbeda-beda di kelas yang berbeda. Mulai dari yang tradisional sampai yang modern. Ada juga kakak-kakak yang lagi ngeband. Suaranya kedengaran sampe luar berhubung dindingnya nggak kedap suara.

Di gedung Seni Rupa lantai paling bawah ada patung-patung hasil buatan tangan, lukisan, dan seni kriya lainnya. Di lantai selanjutnya ada kelas desain intetrior, desain baju, dan desain apa lagi ya... pokonya tuh di tiap kelas model mejanya beda-beda sesuai dengan kelas desainnya apa. Lalu, ada juga kelas Desain Komunikasi Visual. Wow. Kalau di gedung Seni Pertunjukan dan gedung Seni Musik dindingnya biasa aja kayak rumah sakit, kalau di gedung Seni Rupa beda cerita. Banyak yang bisa diliat di sana, kayak pigura-pigura hasil karya mahasiswa sana, banguan miniatur tiga dimensi untuk desain interior, manekin-manekin untuk desain baju, dan lukisan-lukisan.

Lalu, di gedung FFTV, dindingnya ditempelin pigura-pigura yang berisi poster film yang dibikin sama mahasiswa sana sebagai tugas akhir. Rasanya kayak di bioskop gitu, dimana-mana ada poster film. Tapi sayangnya kita nggak bisa ngintip-ngintip ke ruang kelasnya karena ketutup banget, nggak ada jendelanya.

Karena waktu udah makin siang, kami udahan deh keliling-keliling illegalnya.

Di TIM ada juga Planetarium Jakarta. Tadinya kami mau masuk juga, tapi sayangnya tutup. Jadinya numpang check-in aja.

Check-in Path
At Planetarium Jakarta with Natalia and Veronica

Kami jalan kaki ke Stasiun Gondangdia, trus isi ulang kartu untuk ke Stasiun Cikini. Dari Stasiun Cikini kami naik bajaj ke Wisma Proklamasi. Di sanalah letak Perpustakaan Freedom. Nggak gitu susah untuk ke sana. Mau jalan kaki ke Perpustakaan Freedom dari Stasiun Cikini juga bisa. Nggak jauh-jauh amat menurutku.

Check-in Path
At Freedom Public Library with Natalia and Veronica

Di Perpustakaan Freedom, kami pikir harus bikin kartu anggota tapi kata mbak-mbaknya kalau nggak akan sering-sering ke sana nggak bikin kartu juga ngga apa-apa. Ya udah, kami sih terserah embaknya.

Interior Perpustakaan Freedom bagus banget. Ya karena, biasanya setelah denger kata 'perpustakaan' pasti yang ada dipikiran kita adalah tempat yang isinya meja dan kursi panjang serta buku. Udah. Tapi di Perpustakaan Freedom intetiornya bagus, nggak cuma ada kursi dan meja panjang tapi ada juga sofa-sofa yang empuk banget, enak buat bobo, dan ada juga tiga buah kursi refleksi. Udah kayak rumah aja. Ada wifinya pula. Ada meja yang ada biliknya juga. AC-nya adem. Lampunya banyak, modelnya unik-unik. Di dindingnya ada quotes-quotes gitu tapi berbahasa Inggris (bagiku ini masalah, oke). Ada pigura yang menampilkan wajah presiden dan mantan presiden, dari Pak Gusdur sampai Pak Jokowi.

Buku-buku yang ada di sana kebanyakan emang buat kalangan mahasiswa, banyak banget buku bahasa Inggris. Aku ngesara jadi butiran debu. Nggak ada novel modern, adanya sastra. Novel adanya macam karyanya Andrea Hirata, Dee, dkk. Not my style banget. Ya berhubung udah sampe sana, ya aku baca aja yang bisa dibaca daripada aku molor di sofa.

Sekitar jam 4 kita pulang deh. Karena kalau lebih sore lagi kereta bakal rame.
Kita naik bajaj lagi ke Stasiun Cikini. Trus mampir dulu ke Stasiun Jakarta Kota dengan harapan dapet kursi.

Tapi karena tiba-tiba pengen nyobain minuman di Starbuck aku dan Natalia beli dulu deh (kami berdua belum pernah jajan di Sturbuck wkwkwk *ketawa bebek*). Aku beli Caramel Macaito apalah itu namanya (lupa) dan Natalia beli Green Tea. Gila. Mahal banget ya. Minum kopi seharga novel. Nggak lagi-lagi deh.

Check-in Path
At Starbucks

Trus kita pulang deh. Karena udah sore, di kereta jangan harap bisa duduk, berdiri aja nggak sanggup saking seseknya. Parah banget ramenya. Kita cuma bisa duduk pas udah di deket Stasiun Kranji. Yah.

Gitu deh kira-kira perjalanan kami yang berasa jadi mahasiswa sehari karena muter-muterin IKJ dan baca buku di Perpustakaan Freedom wkwkwkw (*ketawa bebek lagi*).

Sayangnya rencana ke Lotte Shoping Avenue gagal karena udah malem.

Dan aku akan share foto-foto secara grid. Maaf ya postnya agak berantakan, karena aku ngetiknya juga pake hp hehe.

Komentar

  1. Jiah mel wkwkwk diboongin tukang bajaj :p
    Ngomong" mampir liat blog aku ya heheheh ok ini promosi septikayana.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pokoknya harus hati2 deh kalo jalan2 nggak tau jalan, suka banyak yang nyesatin. Hahaha. Aku udah baca blog kamu sebelum kamu promosiin kok, Sar. :p

      Hapus
  2. Hi, sekedar info aja, Pintu masuk IKJ emang ada dibelakang TIM jadinya kalian kalau tanya ke kendaraan umum macam bajaj dll ya dianter lewat belakang, karena emang pintu masuk sebenernya dari situ. kalau kalian jalan kaki baru bisa masuk dari TIM tapi memang agak lumayan kan.

    BalasHapus

Posting Komentar