Ternyata Dia Bukan Rex

Pada suatu hari di kehiduan sekolahku yang sangat memusyangkan (baca: memusingkan), aku...aku...aku lupa mau nulis apa. Oke, ulang.

Suatu hari, aku membaca sebuah novel judulnya...ah males ngetiknya, singkat aja deh, "Audy: 4R"
Aku ngga sedang bikin review-nya, jadi kalau mau tau aja atau banget sinopsisnya, aku dengan berbaik hati ngasih link web sinopsisnya di sini nih.

Setelah baca novel itu, aku paling suka tokoh Romeo. Kenapa? karena dia...dia...ngga tau kenapa, suka aja. Tapi, banyak orang-orang (maksudnya pembaca lain) yang suka BANGET sama tokoh Rex, bahkan sampe ada yang memapangkan nama Rex di bio twitter-nya.

Tokoh Rex itu...mainstream sih (menurutku); anak SMA, cool, datar (ngga punya ekspesi, kaya gini nih -_-), pinter (banget), cuek, dan sebagainya. Tapi, bedanya dia itu bukan badboy (kan biasanya tokoh kaya gitu badboy tuh), Rex itu punya sakit asma, jadi aku ngebayangin tokoh ini tuh agak-agak lemah-letoy gitu. *sungkem fans-fans Rex* Dan, aku memutuskan untuk tidak ngefans dengan Rex, jadi aku memutuskan untuk ngefans sama Romeo aja di novel Audy: 4R ini.

Suatu hari, karma datang menghampiriku.

Aku menemukan seseorang yang...sumpah mirip banget sama tokoh Rex ini, SUMPAH. Aku ngga kenal dengan orang itu, atau lebih tepatnya belum. Aku cuma liat dari kejauhan yang ngga jauh-jauh banget sih, ya gitu deh. Setiap hari aku cari-cari kesempatan untuk ngeliatin visualisasi dari Rex ini, Argh! bener-bener mirip! Aku modus-modus lewat di dekat visualisasi Rex (lewat doang bikin degdegan, loh!). Aku mulai frustasi, kenapa ada manusia yang mirip tokoh novel?!

Akupun jadi ngefans Rex. Dan...dan...aku memajang nama Rex di bio twitter-ku beserta lope lope-nya. Oke, cukup. Kurang kena karma apalagi aku.

Rex di Audy: 4R
Waktupun terus berjalan, sampai suatu hari (dengan sedikit shock) aku didekatkan dengan visualisasi Rex dengan ketidaksengajaan (sumpah, ini bukan modus).

Dan, Tuhan besertaku.

Setelah mengenal orang yang tadi aku sebut-sebut sebagai visualisasi Rex itu, aku jadi ngga ngefans lagi dengan Rex. Aku balikan aja sama Romeo. Visualisasi Rex itu ternayata bukan Rex, jauh malah.Tokoh novel akan tetap menjadi tokoh novel. Fiksi akan tetap menjadi fiksi.

Jadi, inti dari semua tulisan ini adalah simpel, "Nggak semua sifat, keunikan, dan segala keajaiban seseorang dapat diprediksikan sebelum mengenal orang tersebut." Dan, kayaknya aku pernah nulis cerita semacam ini di blog lamaku tapi dalam versi yang berbeda; http://melitakm.blogspot.com/2012/12/tidak-ada-yang-sempurna-eaa.html.

Akhir kalimat sebelum meyudahi post ngga jelas ini, in the fact, aku ngerasa di kelas X ini, banyak banget manusia-manusia ajaibnya, ngga cuma (mantan) visualisasi Rex aja, masih banyak. Lain waktu aku post juga deh, hehehe.

See you, guys!

Komentar